Senin, 15 Agustus 2011

Peluncuran Komik di Pesantren Darussalam



Pesantren Darussalam Blokagung-Banyuwangi untuk pertama kali menggelar acara yang tergolong unik, peluncuran komik. Pesantren yang selama ini bergelut dengan kajian kitab kuning dan pendidikan keagamaan, kini mulai diperkenalkan dengan bacaan komik. Acara diselenggarakan di Aula STAI Darussalam, Selasa 16 Agustus 2011, diikuti ratusan pelajar dan guru. Para pelajar tampak hidmat membaca komik didampingi para guru, kemudian mendiskusikan isinya dalam kelompok-kelompok kecil dengan antusias. Bagi para siswa, kegiatan ini juga sangat menghibur untuk mengisi kegiatan Ramadan di pesantren.
Acara yang berlangsung meriah ini berkat kerjasama Pesantren Darussalam dengan Search For Common Ground (SFCG), sebuah lembaga swadaya masyarakat yang mempromosikan isu perdamaian dengan berbagai macam media, salah satunya melalui penerbitan komik. Selain di Darussalam, SFCG juga akan meluncurkan komik di sembilan pesantren di wilayah Jawa Barat, Banten, DIY, Jatim, Bali, NTB, dan Sulteng.
Komik mengandung pesan moral untuk mengenal dan memahami orang lain meskipun berbeda (ta’aruf). Selain itu juga berisi pesan untuk bersikap toleran dan menghormati perbedaan (tasamuh), saling menolong tanpa melihat perbedaan (ta’awun), bersikap egaliter (musawah), siap bertukar pikiran dan mau mendengar pendapat orang lain (musyawarah), menyelesaikan masalah dengan cara damai tanpa kekerasan (ishlah), dan bersikap adil dan tidak diskriminatif terhadap orang yang berbeda (‘adalah). Keseluruhan pesan dikemas dalam cerita komik dalam dua judul “The Genjrings” dan “Pesantren Terakhir”, yang masing-masing berjumlah enam episode.
“Penerbitan komik ini sebagai media pendidikan bagi para pelajar untuk menghargai perbedaan, menyelesaikan masalah secara damai dan menghindari kekerasan,” ujar Agus Nahrowi, Manajer Program SFCG.
Dengan komik, pesan-pesan yang disampaikan akan mudah ditangkap dan berkesan bagi pembacanya. Selain itu, komik yang diluncurkan berlatar cerita pesantren, sehingga dekat dengan kehidupan para santri . Selain itu, komik merupakan sarana yang efektif untuk belajar memahami bacaan.
“Dengan membaca komik, para pelajar dapat terpacu semangatnya untuk membaca dan belajar,” ujar Agus menambahkan. (srj-rls)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar